Management of Spontaneous Cornual Heterotopic Pregnancy in Low-Resources Setting

Objective: To report management of spontaneous cornualheterotopic pregnancy in low-resources setting EndeDistrict, Flores, East Nusa Tenggara.Methods: Case report.Case: A 34 year old primigravida with history 8-9 weeksamenorrhea came to Obstetrics ER chief complaintof vaginal bleeding and lower abdominal pain. Ultrasoundshows intrauterine (IUP), an ectopic pregnancy(EP) right uterine cornu, free fl uid hepatorenalspace, splenorenal space, pouch douglas suggestingthe occurrence hemoperitoneum heterotopicpregnancy. We performed cornual resection by laparotomyand administered progesterone orally before after thesurgery. Successful outcome was achieved.Discussion: Heterotopic (HP) rarely occurs,especially natural conception. Thus, early diagnosis andtreatment HP are quite a challenge for physicians especiallyin rural area. Due the condition our patient limitedresources, laparotomy conducted remove EP,rather than laparoscopy despite its advantage riskof IUP abortion. Progesterone then orallyto prevent threatened abortion IUP.Conclusion: Despite diagnosing andtreating HP, it is life-threatening that requiresaccurate prompt treatment. The treatment goal toremove EP preserve IUP. Treatment choiceshould be decided takeing patient’s andavailability resources into account. Surgical along withadministration surgerywould likely improve theintrauterine pregnancy.Keywords: resection, heterotopic pregnancy,laparotomy, setting, progesterone.AbstrakTujuan: Untuk membahas tentang penatalaksanaankehamilan heterotopik kornu spontan di daerah dengansumber daya rendah khususnya Kabupaten Ende, Flores,Nusa Tenggara Timur.Metode: Laporan KasusKasus: Seorang perempuan usia tahundengan riwayat amenore minggu ke-8 dan 9 datang keIGD Obgyn dengan perdarahan pervaginam nyeriperut bagian bawah. Temuan USG menunjukkan kehamilanintrauterin (KIU), kehamilan ektopik (KE) tanduk rahimkanan, cairan bebas ruang hepato-renal, splenorenal,dan cavum douglas. Hal ini terjadinyahemoperitoneum heterotopik. Reseksikornu laparotomi dilakukan pasien diberikanprogesteron secara oral sebelum setelah operasi.Luaran baik berhasil dicapai.Diskusi: Kehamilan jarang terjadi, terutamapada konsepsi alami. Sehingga tata laksanaKH sejak dini menjadi tantangan bagi para dokter, terutamadi terpencil Karena kondisi sumber daya,laparotomi untuk mengangkat KE, daripadalaparoskopi meskipun keuntungannya dalam menurunkanrisiko keguguran KIU. Progesteron kemudian diberikansecara mencegah terjadinya terancamdari KIU.Kesimpulan: Terlepas dari diagnosisdan tatalaksananya, KH adalah yang mengancamjiwa membutuhkan penanganan akurat dansegera. Tujuan tatalaksananya mengangkatKE mempertahankan Pilihan laksana harusdiputuskan mempertimbangkan danketersediaan daya. Pendekatan bedah obatdengan progesteron diberikan sesudahoperasi akan meningkatkan kemungkinan luaran dankehamilan baik.Kata kunci: kehamilan, heterotopik, laparotomi,progesteron,reseksi kornual, rendah.